WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
DUA PEMUDA berpakaian kelabu dan sama menunggang kuda hitam, memacu kuda masing-masing menuju ke timur. Di belakang, di arah punggung mereka sang surya yang hampir tenggelam membersitkan sinar kuning merah. Ratusan kelelawar terbang berputarputar di arah selatan lalu lenyap di balik ketinggian pohon-pohon jati di puncak bukit kecil.
Pemuda yang menunggang kuda di samping kiri bertubuh ramping semampai, memiliki kehalusan kulit seperti peremptlan. Kepalanya dibungkus dengan sehelai kain berwarna merah. Kawannya seiring berbadan tegap. Dadanya yang berbulu tersembul di balik bajunya yang tidak berkancing. Memasuki jalan yang agak mendaki di lereng bukit, kuda tunggangan pemuda berikat kepala merah tiba-tiba saja seperti ditarik oleh satu kekuatan dahsyat dari belakang hingga binatang ini berhenti berlari. Kalau saja penunggangnya tidak cekatan dan sigap merangkul leher kuda itu, niscaya dia akan terlempar.
"Hai ....! Ada apa denganmu Wesi Ireng?!" Si pemuda menegur kuda tunggangannya lalu mengusap-usap leher binatang itu.
"Kudamu berlaku aneh!" berkata pemuda bertubuh tegap. Namun dia sendiri menjadi kaget ketika mendadak kuda tunggangannya meringkik keras sambil mengangkat kedua kaki depannya tinggi-tinggi ke udara.
"Tenang! Tenang Panah Ireng!" Pemuda ini berusaha menenangkan kudanya yang bernama Panah Ireng. Dia memandang berk
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #38 : Iblis Berjanggut Biru Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar